Selasa, 28 April 2009

siapakah pendamping sby?

Peta politik tanah air berubah total saat Ketua Umum Golkar, Jusuf Kalla (JK) bercerai dari Demokrat dan SBY, yang dulu diduga akan tetap menjadi cawapres SBY ternyata punya harga diri dan keberanian untuk maju sendiri menuju RI 1.

Lalu siapa pengganti JK yang nantinya akan bersanding dengan SBY? Masih belum jelas. Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat baru akan berlangsung pada hari Minggu 26 April besok. Konon pada saat itu nama cawapres SBY akan diumumkan. Siapa?

Setidaknya, ada tiga nama kuat yang diduga akan 'dipersunting' SBY. Mereka adalah orang-orang yang memang selama ini dekat dengan suami Ani Yudhoyono tersebut yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani, Akbar Tandjung Mantan Ketua Umum Partai Golkar ,Mensesneg Hatta Rajasa dan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Nama Hidayat, Aknar dan Sri Mulyani lebih dulu muncul ketimbang Hatta Rajasa. Selama ini, Hatta kurang terlalu dipertimbangkan lantaran publik belum banyak melihat prestasi Hatta saat menjadi Mensesneg atau pun jabatan menteri lain di era pemerintahan sebelumnya.

Sementara Sri Mulyani lebih dulu 'tenar'. Performanya yang mumpuni menjadikan wanita cantik ini dianggap sangat layak mendampingi SBY. Apalagi, dia adalah seorang wanita, yang diharapkan mampu mengikis pesona Megawati saat berlaga di Pilpres 2009 nanti.

Sayang Sri Mulyani enggan menanggapi rumor soal pencapresannya. Saat di dimintai keterangannya untuk mencoba mengkonfirmasi tentang hal ini beberapa waktu lalu, Sri Mulyani malah menjawab dengan bahasa tubuh.

Namun karena Sri Mulyani yang seorang teknokrat tidak mempunyai kendaraan politik, banyak kalangan yang khawatir pemerintahan nantinya akan guncang lantaran tidak didukung oleh parlemen yang kuat. Padahal, salah satu syarat menjadi cawapres SBY harus bisa meningkatkan kekokohan dan efektivitas pemerintahan. Ini bisa diwujudkan hanya dengan berkoalisi.

Hidayat Nur Wahid telah diplot oleh PKS sebagai salah satu kandidat cawapres SBY selain 3 nama yang bakal dibahas dalam musyawarah Majelis Syuro PKS yang berlangsung hari ini yakni Tifatul Sembiring, Hidayat Nur Wahid dan Salim Assegaf Aljufri. "Nama-nama ini yang nanti akan dibahas," ujar Humas PKS Mabruri saat dihubungi detikcom, Sabtu 24 April kemarin.



Akbar Tandjung Pria berdarah Sumatra Ini masih memiliki harapan untuk mengawal SBY walau hasil Rapimnasus Partai Golkar telah memutuskan JK sebagai Capres, Mantan Aktivis 66 ini mendapat dukungan dari pini sepuh Golkar,DPD Tingkat II serta organisasi organisasi yang dipimpinya bersama sama Rekan rekan seperjuangannya pun mendukung Akbar untuk mendampingi SBY , dia patut di perhitungkan Oleh Demokrat karena pengalaman serta pengabdiannya untuk negara tidak perlu di ragukan ,tetapi fungsionaris Partai Beringin ini tentunya tidak akan menggunakan Golkar Sebagai Kendaraan politiknya agar tidak menciptakan konspirasi politik.

SBY pun patut mempertimbangkan sosok Hidayat yang sepertinya memenuhi 5 syarat cawapres yang SBY ajukan. Terlebih, Hidayat adalah sosok yang cukup populis di kalangan masyarakat.

Namun yang perlu dipertimbangkan SBY, banyak kalangan Islam resisten dengan Hidayat yang berlatar belakang PKS. Sudah menjadi rahasia umum, dua kelompok Islam terbesar di Indonesia yakni NU dan Muhammadiyah tidak begitu 'nyaman' dengan PKS.

Selain itu, Hidayat berasal dari Jawa Tengah. Jika capres dan cawapres sama-sama dari Jawa, dikhawatirkan pemilih di luar Jawa tidak akan simpati.

Sementara, Hatta Rajasa yang memang terkenal dekat dengan SBY tiba-tiba melejit. Cerainya SBY-JK dalam Pilpres 2009 merupakan 'berkah' bagi pria berambut putih ini. Apalagi, istri pria asal Palembang ini dekat dengan Ibu Ani Yudhoyono. Apalagi yang tidak didapat SBY dari Hatta.

Tapi perlu dicatat. Hubungan Hatta dengan PAN selama ini kurang harmonis. PAN yang di tengah perjalanan pemerintahan SBY memutuskan untuk kritis terhadap SBY tidak diikuti oleh Hatta yang justru makin lengket dengan SBY. Di samping itu, hingga detik ini pun belum terjadi akad koalisi antara PAN dan Demokrat. Sehingga SBY perlu berpikir ulang untuk menggaet pria lulusan ITB tersebut.

Hatta juga enggan berkomentar soal rumor ini. "Saya sama sekali tak kepikiran," ujarnya singkat saat ditanya kemungkinan akan mendampingi SBY dalam bursa pilpres.

Semuanya berpulang kepada SBY. Tim 9 yang dibentuk Demokrat untuk menjaring cawapres cuma bersifat rekomendasi. Dan keputusan akhir, ada di tangan pria kelahiran 9-9-1949 tersebut.