Minggu, 22 Februari 2009

Sasaran Dakwah Kampus

Untuk mencapai tujuan di atas, ada beberapa sasaran antara yang harus dicapai terlebih dahulu. Sasaran tersebut antara lain:

1. Terbentuknya bi’ah (lingkungan) yang kondusif bagi kehidupan Islami di kampus, baik dalam sisi moral, intelektual, maupun tanggungjawab sosial. Kita tahu bahwa kampus adalah lingkungan yang heterogen. Ketika berinteraksi di dalamnya, maka butuh kekuatan untuk menjaga idealisme dengan tetap memperhatikan realitas. Hal ini berarti dakwah kampus memerlukan sebuah lingkungan kecil yang senantiasa dapat terus men-charge ruhiyah para ADK di tengah-tengah aktivitasnya di kampus. Sarana untuk itu adalah tarbiyah yang berkesinambungan untuk para ADK dan yang didakwahkannya.

2. Terbentuknya opini ketinggian Islam di kalangan kampus. Oleh karena itu syiar dalam mengkampanyekan kemuliaan Islam harus terus dilakukan secara rutin. Sarana-sarana syiar untuk ini cukup banyak, misalnya majalah, perpustakaan, peringatan hari besar Islam, tabligh akbar, dan sebagainya. Barangkali bisa kita diskusikan mengenai hal ini dalam kajian tersendiri.

3. Terbentuknya kesinambungan barisan pendukung dakwah. Untuk itu, tarbiyah yang berkesinambungan di setiap angkatan mahasiswa harus dipastikan berjalan. Ini membutuhkan sebuah lajnah yang dapat mengawasi itu dalam jangka panjang.

4. Terbentuknya hubungan timbal balik yang sinergis antara dakwah ammah dengan pengkaderan. Artinya, semua rekrutmen-rekrutmen dakwah diupayakan dapat dilanjutkan dengan proses dakwah secara khusus terhadap orang-orang yang direkrut tersebut.

Demikian kajian singkat mengenai definisi dasar dan tujuan dakwah kampus. Semoga dapat menjaga orisinalitas dakwah kampus di tengah-tengah proses perubahan yang semakin cepat.

Tipe-tipe aktivis dakhwah kampus

Sebentar…, judul di atas hanyalah salah satu bagian pengamatan perjalanan saja, bukan berdasarkan penelitian yang komprehensif, so tidak perlu diperdebatkan, silakan dibaca sambil melakukan perenungan setelah melakukan perjalanan panjang bersama dakwah ini.

Dakwah Kampus menurut saya telah memberikan banyak inspirasi dalam investasi amal, mulai dari para aktivisnya, dinamika, tantangan dan permasalahannya. Ruang-ruang amal di kampus tersedia cukup banyak, sehingga sayang kalau dilewatkan begitu saja.

Suatu saat dalam sebuah diskusi dengan para Aktivis Dakwah Kampus (ADK), ada pernyataan yang sempat disampaikan, “Masalah kita di kampus, kenapa organisasi gak berjalan, salah satunya disebabkan karena anak-anak gak punya komitmen, mereka pada sibuk sendiri-sendiri Pak”, kata salah satu peserta diskusi.

“Ustad nanti tolong taujihnya bisa diarahkan kepada pemberian semangat para peserta, mumpung yang hadir adalah para penanggung jawab jurusan”, ungkap salah seorang panitia pelatihan Manajemen Dakwah Kampus.

“Waduh susah nih anak, tahu acara penting begini malah pulang kampung, mana gak kasih tahu lagi !” gerutu seorang aktivis.

Ungkapan-ungkapan sebagaimana di atas sering kita jumpai ketika kita berada di lapangan dakwah, dinamika dakwah kampus yang cukup tinggi akan mendapat respon yang berbeda-beda dari para aktivisnya. Ada yang merespon dengan penuh semangat dan harapan, tetapi ada pula yang sebaliknya merasakan kejenuhan atau merasa ada beban berat di pundaknya.

Biasanya untuk memompa semangat ADK saya sampaikan kepada mereka tentang beberapa tipe aktivis dakwah kampus.

KuPu-KuPu (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang)

Aktivis tipe ini adalah aktivis yang kurang responsif terhadap agenda-agenda dakwah di kampusnya, ritme aktivitasnya adalah rumah – kampus - rumah.

Makanya ketika ada aktivitas di kampus biasanya aktivis ini senantiasa mengeluarkan seribu jurus untuk menghindar dari amanah, “Afwan akh lagi banyak kerjaan di rumah,” atau “Saya gak bisa ikut ya Mbak, karena di rumah lagi gak ada orang”, dan yang sejenisnya. Tetapi ketika ditanya, “Emang di rumah ngerjakan apa?,” ternyata sang aktivis juga kebingungan untuk menjawabnya.

KuRa-KuRa (Kuliah Rapat – Kuliah Rapat)

Tahu kura-kura kan, yang ke mana - mana selalu bawa rumahnya, tapi kalo ada aktivis tipe ini justeru kondisinya kebalikannya, kesibukannya di kampus terkadang membuatnya lupa akan tugas dan kewajibannya sebagai orang rumahan. Yaa…kewajiban sebagai anak, kakak, adik, tetangga, dan anggota masyarakat yang seringkali terabaikan.

Ritme aktivitasnya adalah kuliah dan rapat (syura’), dari organisasi ke organisasi yang lain, aktivis ini sangat nyaman dengan ’dunianya’, dan memiliki lagu kebangsaan yang judulnya ’syuro – syuro bergembira….”(he..he…kaya lagu perjuangan). ”Mumpung masih muda kita harus berkontribusi,” itulah jawaban andalannya ketika ada pertanyaan mengenai kesibukannya menyerang.

Pertanyaan-pertanyaan yang sering dikemukakan oleh orang-orang disekitarnya adalah, ”Anda ini sebenarnya mengerjakan apa saja sih di kampus? kok kelihatannya sibuk sekali ?”, ”Pagi berangkat, pulang petang, sekarang mau berangkat lagi..”, ”Ngurusin apa saja sih Mbak kok gak pulang-pulang…”, atau yang lebih menyedihkan, ”Nak…, kamu sudah lupa kalau punya orang tua ya..kok tidak pernah pulang?”. Sadar gak ya…?

KuTiLang (Kuliah Tidur Hilang)

Kalau yang ini.. dah parah abis pokoknya, dari tipenya aja dah ketauan apa kerjaannya di kampus. Ya, betul ritme aktivitasnya adalah kuliah, kalau di kelas bawaannya tidur atau ngantukan, serta sering menghilang tanpa sebab ketika ada agenda dakwah.

Tiga tipe di atas memang cukup berat buat nyarikan obatnya, butuh data primer, cara yang elegan, serta jam terbang yang tinggi dalam penangannya. Ibarat dokter, kemampuan menganalisa dan mendiagnosa akan berbanding lurus dengan kesembuhan penyakit si pasien.

Yang sering terjadi adalah kita sering menghakimi tanpa data, atau memvonis karena kesan, sehingga aktivis mengalami ’iritasi’ hati. Rentan terhadap penyakit, tidak percaya diri. ’mutungan’, tidak bergairah terhadap agenda dakwah, atau malah kalau salah obat bisa-bisa sang aktivis melakukan insilakh (keluar dari orbit dakwah) Naudzubillah.

Tulisan di atas hanya mencoba melihat realita lapangan, tapi saya yakin masih banyak pejuang-pejuang dakwah yang tetap memiliki semangat, komitmen, kesungguhan dan pengorbanan agar dakwah ini tetap eksis hingga mencapai kemenangan.

Tapi ada gak ya kader atau aktivis seperti tiga tipe di atas? Wallahu a’lam bis showab.

Pekerja Super

Pekerja Super?Mengapa karakter juara penting dalam dunia kerja?jawabanya sederhana .

Dunia kerja butuh pekerja super,berikut ini pekerja super yang di inginkan:

1.Mau bekerja keras

2.Keperecayaan diri tinggi

3. Mempunyai visi kedepan

5.bisa bekerja dalam Tim

6.Memiliki Perencanaan yang matang

7.Mampu berpikir analitis

8.Mudah beradaptasi

9.mampu bekerja dalam tekanan

10.Cakap berbahasa inggris

11.Mampu mengorganisasi pekerjaan

Selamat mencoba…!


Jumat, 20 Februari 2009

Bagimana sh menjadi seorang pemimpin yang benar??

Lupakan semua trik2 jadi pemimpin. Ingat lah yg satu ini:
"Orang-orang hanya akan mengikuti dan mencintai orang yg mereka mau ikuti dan cintai"
pertanyaan nya: "apakah anda sudah menjadi orang yg mau diikuti dan di-cintai oleh pengikut anda?"

Karakter seorang leader:
1. Visioner: mempunyai visi
2. Optimis dan positif
3. Hanya mengharapkan yg terbaik dari dirinya sendiri (pursuit of excellence) secara personal maupun professional
4. Empowerment of others (mendorong, membangun, memperkuat, dan memotivasi orang-orangnya)
5. bisa mempuat keputusan
6. mempunyai Passion(hasrat)
7. Tanggung Jawab
8. Good Communicator (pandai dalam berkomunikasi)
9. Good Listening Skill
10. Risk-Taker (mengambil resiko)

Apa sih tanggung jawab itu???


Tanggung jawab adalah sebuah amanat atau tugas dari seseorang yang dipercayakan buat kamu untuk menjaganya. maka dari itu kamu harus memegang teguh tanggung jawab yang diberikan kepada kamu. seandainya kamu bisa melakukannya dengan baik kamu akan dipandang sebagai orang yg berguna dalam kehidupan ini. jika kamu gagal kamu akan memjadi orang yang dianggap kurang berguna dan bisa dipercaya bagi orang lain. maka dari itu kepercayaan lewat tanggung jawab yg diberikan harus kamu laksanakan dengan baik dan dipegang teguh

Jumat, 13 Februari 2009

Partisipasi Politik

Dalam menyelidiki sebab-sebab untuk berpartisipasi kita harus bertanya mengana beberapa orang menghindari semua bentuk partisipasi politik, atau hanya berpartisipasi pada tingkatan paling rendah saja. Mereka yang benar-benar berpartisipasi dalam bentuk yang paling banyak dalam aktivitas politik, merupakan minoritas (seringkali berupa minoritas yang sangat kecil) dari anggota suatu masyarakat. Berbagai macam istilah diterapkan pada mereka yang tidak ikut serta in, dan mereka dilukiskan secara berbeda – beda sebagai apatis, sinis, alienasi (terasing), dan anomi (terpisah).

Jepang Serius Rekrut Alumni Unibraw

Bagi mahasiswa lulusan UNIBRAW gak perlu khawatir deh..unutk namanya mendapatkan pekerjaan..malah di Negara yang di sebut sebagai Negara matahari terbit membuka peluang kerja di Jepang bagi lulusan Universitas Brawijaya yang semakin terbuka lebar. Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Rektor Prof Yogi Sugito dengan tamu dari Jepang yang berlangsung Senin (17 September 2007) di Rektorat Universitas Brawijaya. Tamu dari Jepang itu adalah Presiden Direktur Co-Net Co Ltd Jepang Mr Miyashita, Mr Suzuki, serta Mr Kikunaga juga dari Co-Net, Mr Nobuo Shudou, presiden direktur sebuah perusahan pemrograman komputer Jepang Shudou Kousan serta Mr Katsunomi Takahashi presiden direktur Cyber Wave, Mr Ito dari KDOI Jepang, dan Mr Ishiharada dari Kagoshima University.tuh kan..gak nyesel deh penulis kuliah jauh-jauh sampe ke malang..salam penulis J

Selasa, 10 Februari 2009

Menjadi sarjana yang berkualitas :

Tekun belajar bukan satu-satunya carauntuk menjadi lulusan berkualitas,anda perlu kegiatan tambahan .

Inilah tips

1.Aktiif Organisasi

2.Mengasah Bahasa Inggris

3.Tekun belajar

4.Mengikuti perkembangan informasi

5.mengikuti pergaulan luas

6.Mempelajari aplikasi computer


Hubungan BEM FIA dengan OMEK

BEM merupakan sebuah organisasi intra kampus yang anggotanya terdiri dari mahasiswa di kampus itu sendiri.diaman BEM FIA berada dibawah pengawasan fakultas.BEm berfungsi sebagai fasilitator aspirasi mahasiswa kampus didalam permasalah perkuliahan.sedangkan oemk itu sendiri adalah sayap-sayap dari parpol.nah jadi apa hubungan BEM FIA dengan omek-omek yang bergerak di dalam kampus?sebenarnay omek bergerak didalam kampus memiliki tujuan tertentu,misalnya saja setiap omek ingin merekrut mahasiswa agar anggota dari omek itu sendiri semakin banyak,tetpi dalam perekrutan tersebut terjadi suatu penyalahganaan.yang seharus unutk menambah dalam dukungan dari parpol yang memiliki kepentingan bersama menjadi penggerak organisasi dikampus yang memiliki kepentingan kelompoknya tertentu.apabila omek dapat berepengaruh besar terhadap,maka akan muncul berbagai kontroversi dari adanya kepentingan kelompok itu sendiri(group interest) mereka dari berbagai omek-omek yang masuk kampus akan dapat muncul berbagai ideofi yang berbeda di dalam kampus.yang dapat memecah belah persatuan mahasiswa di kampus kita ini.karna adanya berbagai ideology yang berbeda dari masing-masing kelompok omek mahasiswa,sehingga seharusnya mahasiswa itu bersatu yang memilki satu tujuan bersam,menjadi mementingkan tujuan kelompoknya.aggota BEM yang berasal dari omek-omek bias dapat timbulnya diskriminasi dari lawan politiknya ketika lawan politiknya kalah dalam pemilihan ketua BEM di kampus,mereka yang kalah tidak akan mendapat jabatan dalam keorganisasian BEM atau tidak dapat masuk BEM yang dahulunya menjadi tim sukses dalam pemilihannya.jadi dengan adanya omek yang begerak didalam kampus kebersamaan tujuan tidak dapat terpenuhi secara maksimal,karna mereka hanya mementingkan kelompoknya sendiri,dan juga kekuasaan.


Organisasi di kampus UB mayoritas di kuasai oleh lembaga dakwah kampus

UB,malang keorganisasian yang ada dikampus UB mayoritas dikuasai oleh yang namanya lembaga dakhwah kampus mahasiswa.awal munculnya pergerakan tersebut berasal dari para mahasiswa-mahasiswa masjid.dimana mereka memakai fsilitas masjid dan kampus untuk memlakukan pergerakan dalam merencanakana kegiatan politik kampus.dan kampus sebagai media dalam menjalankan perpolitikan kampus,sedangkna masjid segai tmepat dalam perencanaannya perpolitikan kampus.Organisasi yang dipegang oleh lembaga dakhwa juga dapat menimbulkan kontroversi dari pihak oposisi mahasiswa yang mempunyai ideology nasionalis ataupun sekuler.dimana ideology sekuler tersebut tidak mencampurkan urusan keorganisasian dengan agama,yang dalam pelaksanaan perpolitikan kampus secara bebas,tampa adanya batasan-batasan dari dalam peraturan agama,sedangkan lembaga dakhwah memiliki peraturan dalam keorganisasian sesuai dengan syariat islam,idiolgi sekuler berpendapat apabila dalam suatu keorganisasian terlalu banyaknya batasa-batasan dalam keorganisasian,maka kekreatifan mahasiswa jadi tidak dapat berkembang secara bebas,dan juga apabila suatu organisasi terlepas dari pengaruh agama,maka dapat terjadinya bebagai penyimpangan-penyimpangan dalam keorganisasian,karna dari itu lembaga dakhwa di kampus-kampus berperan penting dalam dalam menjalankan keorganisasian,supaya penyimpangan-penyimpangan yang melanggar aturan agama tidak akan tercipta.

SPP Proposianal Menjadikan UB Kampus Rakyat di Indonesia

Universitas Brawijaya adalah satu-satunya PTN di Indonesia yang memakai SPP Proposional di mana SPP tersebut di sesuaikan dengan kemampuan dan tanggungan ekonomi dari orang tua mahasiswa.SPP Proposianal merupakan kebijakan yang sangat tepat yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang berasal dari ekonomi menengah kebawah untuk dapat menikmati perkuliahan di PT.Kebijakan di keluarkan SPP Proposional menjadikan universitas brawijaya kampus rakyat,sebagaimana Universitas brawijaya dapat menerima semua lapisan masyarakat walaupun dari keluarga miskin sekalipun yang tidak sanggup membayar administrasi perkuliahan,asalkan mahasiswa tersebut berprestasi.dan juga universitas brawijaya memberikan kesempatan selebar-lebarnya untuk mahasiswa yang kurang mampu dalam segi financial yang ingin berkuliah di luar negeri atau mendapatkan gelar langsung double degree,asalkan mahaiswa tersebut dapat mengukir sebuah prestasi.dengan kebijakan yang telah dikeluarkan menjadikan Universitas Brawijaya sebagai satu-satunya universitas di Indonesia sebagai kampus rakyat.yang dapat menerima mahasiswa dari berbagai golongan,tampa harus memiliki modal banyak

BHP Bentuk Penjajahan Melalui Pendidikan

Berbagai mahasiswa dari perguruan tinggi di Indonesia merekomendasikan untuk menolak Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan(BHP),alasanya Undang-undang ini meupakan salah satu bentuk penjajahan gaya baru melalui pendidikan UU BHP di bentuk dan dikeluarkan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa melainkan di bentuk berdasarkan consensus Washington yang kapitalis,liberalis,neokolonis.UU BHP akan membawa kapitalis untuk memasuki dunia pendidikan dengan demikian pendidikan akan di selenggarakan oleh orang-orang yang mempunyai moda.alasan ini yang menjadi dasar untuk penolakan UU BHP.agar bangsa Indonesia terjaga harkat dana martabatnya jangan sampai keberadaan UU BHP justru membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa pengemis yang tidak mempunyai jati diri,bangsa yang mengutamakana kepentingan asing atau bansa budak.adanya UU BHP di perkirakan menjadi mahal pendidikan,sehingga seluruh anak bangsa tidak bias mengenyam pendidikan tinggi,akibatnya banyak anak bangsa yang menjadi bodoh Dan mudah di perdaya bangsa lain.


Pemilwa Fia UB Bukan Beban

Pemilihan Mahasiswa (PEMILWA) adalah suatu keniscayaan untuk melakukan perubahan kepemimpinan BEM fakultas.Ia menjadi bagian dari kegiatan rutin tahunan dan menjadi sebuah regulasi demokrasi yang kita hormati bersama.terkait hal itu,ketua MPM Hamdan di depan peserta panitia pemilwa dan rapat akbar panitia pemilwa FIA UB,malang.mengatakan bahwa pemilwa tidak boleh menggangu jalannya perkuliahan.Pemilwa ,semestinay tidak menyeramkan,tidak menakutkan,dan tidak membebankan mahasiswa.untuk itu.ia menghimbau agar jangan ada peserta panitia pemilwa yang meninggalkan tugas-tugas pokoknya demi menjalankan agenda politik kampus.

Pemilwa Fia 2008/2009 sudah di depan mata,perhelatan akbar demokrasi di kampus ini segera di laksanakan.apapun yang terjadi pemilwa harus tetap di laksanakan sebagai bagian dari mekanisme demokrasi untuk memilih pemimpin BEM fakultas .Pemilwa juga menjadi proses penyegaran bagi mahasiswa untuk memilih pemimpin atau wakilnya yang kelak akan memimpin BEM di FIA.Penyegaran bukan hanya bagi mahasiswa tetapi juga bagi calon pemimpin .para calon pemimpin BEM Fia harus bisa menjaga perfomanya di mata mahasiswa yang akan memilihnya.para calon pemimpin BEM Fia tidak boleh menjadi beban bagi mahasiswa pemilih ia justru harus mampu mengendalikan konstituennya agar bisa tetap mengikuti perhelatan siklus tahunan.

Saya memang baru pertama kali memiliki pengalaman kepanitian pemilwa yang pemilihan capres dan cawapres BEM FIA secara langsung pada pemilwa 2008/2009 ini.karan itu pemilwa mendatang mestinya tidak lagi menjadi beban bagi mahasiswanya.ddandamai sesuai an saya juga tidak boleh terbebani dari berbagai pertanggung jawaban yang diberikan kedapa kapel pemilwa dalam implementasi pemilwa yang akan datang.kita pun tidak boleh terlalu takut dengan adanya ancaman ganguan dari pelaksanaan pemilwa.bukah kita kita memiliki pengawas pemilwa yang siap mengawas perhelatan demokrasi di kampus kita ini.

Pemilwa memang hak,bukan kewajiban,oleh karna itu hak dari setiap mahasiswa untuk ikut dan tidak ikut pemilwa.namun dari tim sukses capres dan cawapres BEm Fia ppun tidak boleh mengahasut apaplagi menghalang-halangi mahasiswa dalam melakukan pemilihan ca[res dan cawpres BEM FIA.apapun hak dari setiap mahasiswa namun eksistensi pemilwa harus didukung dari setiap mahasiswa itu sendiri.pemilwa menjadi salah satu cermin tinggi atau rendahnya partisipasi mahasiswa dalam memilih capres dan cawapres BEM FIA.

Semakin tinggi partisipasi mahasiswa,semakin baik pula kualitas kehidupan demokrasi di kampus abu-abu FIA.maka dari itu kita semua berharap krasadaran untuk mengikuti paemiwa jangan di jadikan beban mahsiswa dikampus.kita ingin pemilwa brlangsung dengana suasana tentram dan damai sesuai dengan lam demokrasi yang memberikan kebebsana terhadapap bmahasiswa untuk memilih.pemilwa yang jujur dan adil tentulah menjadi dambaan setiap mahasisw.kita pun tidak ingin harapan itu harapan semu.

Jumat, 06 Februari 2009

Buruknya Etika di Dalam Pelayanan Kesehatan Terhadap Gakin

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik semakin meningkat bentuk respon tuntutan tersebut adalah aspirasi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas.terutama kualitas pelayanan publik di bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan ini masih saja menjadi keluhan masyarakat miskin di DKI Jakarta.khususnya dalam pelayanan administrasi dan moral atau etika,dalam hal moral/etikal.warga miskin dalam mendapatkan pelayanan kesehatan sering mendapatkan perlakuan tidak adil atau perlakuan yang seharusnya tidak pantas untuk mereka dapatkan. Tidak jarang kita mendengar pada kehidupan sehari-hari, baik di Rumah Sakit, Puskesmas, maupun Klinik-Klinik pelayanan kesehatan, tentang buruknya praktek pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan kepada masyarakat. Adanya Tenaga Kesehatan yang tidak mengerjakan yang seharusnya mereka kerjakan, serta bukan isapan jempol juga adanya tenaga kesehatan yang mengerjakan sesuatu yang seharusnya bukan wewenangnya/ kompetensinya. Makin banyaknya pengaduan para pengguna pelayanan kesehatan, terutma warga miskin terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan, bahwa kejadian tersebut tidak bisa lepas begitu saja dari sikap dan perilaku tenaga kesehatan itu sendiri. Tenaga Kesehatan yang merupakan tenaga profesional, seyogyanya selalu menerapkan ETIKA dalam sebagian besar aktifitas sehari-hari. Etika yang merupakan suatu norma perilaku atau biasa disebut dengan asas moral, sebaiknya selalu dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat kelompok manusia. Etika yang berlaku dimasyarakat modern saat ini adalah Etika Terapan (applied ethics) yang biasanya menyangkut suatu profesi, dimana didalamnya membicarakan tentang pertanyaan-pertanyaan etis dari suatu individu yang terlibat. Sehingga pada masing-masing profesi telah dibentuk suatu tatanan yang dinamakan KODE ETIK PROFESI.

Apabila diartikan pengeritian ETIKA menurut the public administration dictionary (Chander dan Plano,1988:17),Etika didefinisikan sebagai cabang filsafat yang berkenaan dengan nilai-nilai yang berhubungan denagn prilaku manusia ,dalam kaitanya dengan benar atau salah perbuatan dan baik buruk motif dan tujuan dari perbuatan tersebut.
Perilaku ini memang agak sulit menanganinya, kecuali kesadaran sendiri masing-masing Tenaga Kesehatan dalam menerapkan, mengaplikasikan, menghayati, memahami, kode etik profesinya. Karena, etika profesi lebih bersifat moral, maka kesalahan yang terjadi apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan, sanksi yang diberikan bersifat moral dan yang paling dirugikan adalah para kliennya,sehingga untuk menangani pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku pelayanan agar tidak terlalu merugikan pengguna pelayanan, dibentuklah suatu Majelis Kode Etik Profesi yang berlandaskan pada Etika dan Hukum yang berlaku. . misalnya para petugas bersikap tidak ramah terhadap pasien gakin,seharusnya walaupun gakin tidak membayar biaya administrasi pengobatan sikap para petugas kesehatan tetap memberikan pelayanan yang baik.

Permasalahan yang kedua adalah masalah administrasi misalnya dalam administrasi warga miskin dalam pengurusan administrasi pembayaran sering dipersulit, padahal sekarang ini sudah adanya program JAMKESMAS(jaminan kesehatan masyarakat) yang diberikan dari pemerintah.keluarga miskin diberikan surat keterangan tidak mampu(SKTM)/GAKIN,tetapi masih saja warga miskin yang sakit dan hendak berobat dengan menggunakan kartu keluarga miskin atau gakin banyak yang ditolak rumah sakit. Dengan alasan tagihan pengelola rumah sakit kepada pemerintah atas biaya pengobatan pemegang kartu gakin banyak yang belum dibayar karena APBD perubahan belum selesai.dan berbagai alasan lainya.Rumah Sakit biasanya punya alasan-alasan tertentu untuk mempersulit dalam hal administrasi, seharusnya para pemegang kartu Gakin dan Askeskin bisa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis semuanya dan mendapatkan pelayanan yang maksimal,karna hal itu masyarakat miskin jadi tidak bisa mendapatkan haknya dalam kebutuhan kesehatannya.

Dengan adanya program tersebut,seharusnya sudah terpenuhilah hak-hak mereka dalam mendapatkan kesehatan.

Padahal bila di interpretasikan pelayanan publik itu adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh pelayanan publik sebagai upaya pemenuh kebutuhan penerima pelayanan maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. sebenarnya setiap rumah sakit itu dapat memberikan pelayanan dengan baik terhadap para pasiennya.di Indonesia dalam standar mutu pelayanan terikat dengan peraturan mengenai standar mutu layanan yang harus di penuhi Rumah Sakit.standar itu tercantum dalam peraturan yang di keluarkan Depkes(Departemen Kesehatan),selain itu kita juga memiliki komisi akreditasi Rumah sakit(KARS),sebuah lembaga independen di bawah Departemen Kesehatan(DEPKES)yang bertugas akreditasi setiap Rumah Sakit secara berkala,agar pelayanannya sesuai standar,baik pelayanan dalam administrasi,sikap para petugas medis terhadap para pasien maupun fasilitas untuk semua lapisan masyarakat.

Dengan demikian dalam menjalankan pelayanan kesehatan terhadap pasien tampa harus membeda-bedakan strata.masing-masing petugas Kesehatan,baik petugas medis ataupun Dokter harus berpedoman pada etika profesinya dan harus pula memahami etika profesi disiplin lainnya apalagi dalam wadah dimana mereka berkumpul (rumah sakit) agar tidak saling berbenturan.

Alasan saya memilih judul ini karena merupakan suatu bentuk fenomea aktifitas publik yang pada hakikatnya tidak pantas dilakukan oleh para petugas kesehatan, terlebih – lebih oleh para petugas medis dan dokter di rumah sakit yang besikap diskrimanasi /sewenag-wenang terhadap gakin,karna para gakin tidak mampu dalam urusan pembayaran administrasisehingga mereka di perlakukan tidak sesuai dengan kode etik yang ada,seperti diibaratkan para petugas medis berseragam putih,warna seragam tersebut mencerminkan kebaikan/ketulusan hati mereka,tetapi mereka sudah tidak pantas lagi memakai seragam putih tersebut,karna sudah tidak pantas lagi hatinya putih sesuai dengan seragam yang di pakainya.(hatinya mungkin hitam).