Minggu, 11 Oktober 2009

Kota Apel yang Menjanjikan

Ketika saya tiba di Malang,sAya berfikir sulit untuk kupercaya klo saya bisa berada disIni,mungkin suatu hari nanti aku akan bisa kembali ke Jakarta dan menjadi orang sukses.amin…,hal ini jelas bahwa saya telah berada di bagian lain kota di Indonesia,desain stasiun,rambu-rambu,orang-orangnya,pakaiannya yang tampak lebih sopan dibandingkan dengan dikota Megapolitan sebelimnya yang saya tempati.di stasiun Kota Baru,Malang hampir semuanya orang-orang dari berbagai kota untuk mencari Ilmu,tetapi di stasiun gambir saya melihat orang-orang lebih beragam dari berbagai kota di Indonesia,mungkin lusinan bahasa yang digunakan di kota Jakarta.Ketika saya keluar dari staiun Kota baru,Malang.saya melihat angkot-angkot berjejer rapi seperti kotak biru besar di atas roda,seperti di film-film action.cuaca yang dingin mengingatkan saya pada pada kota Jakarta di musim hujan.tetapi saat itu musim panas di Malang,tidak ada matahari,mendung dan dingin.didalam angkot saya mendengar orang berkata-kata”kosan kami di…”.wajah saya langsung berubah bentuk.belum apa-apa sudah bicara jenis-jenis kosan mahasiswa yang ada disini.,piker saya.dan itu baru permulaan.
Usia saya delapan belas tahun dan saya telah tinggal di kota Megapolitan yang penuh dengan pergaulan bebas para muda mudinya.tetepi saya telah katakan bahwa tahum-yahun itu laksana kawah candradimuka bagi saya untuk bisa suskes secara pribadi dan propesional dan yang terpenting,perjalanan ini meletakan dasar bagi saya yang baru sebentar ini dan ini baru awalnya saja.saya jujur pada diri saya sendiri tenatang apa yang berhasil,apa yang gagal,dimana saya dan kemana saya harus melangkah.alih-alih melawan arus.saya punya keberanian unutk membuat berbagai putusan berdasarkan fakta-fakta.

Tidak ada komentar: